Selasa, 28 Mei 2013
Sesuatu yang tak akan pernah kembali... Kita
Aku mulai realistis dengan semua hal. Aku mulai realistis bahwa bintang yang kamu genggam bukan untukku. Aku juga mulai realistis bahwa segala hal yang telah berlalu memang seharusnya berlalu.
Aku termenung, menatap daun hijau yang terjatuh. Terbawa angin, padahal usianya masih muda. Tapi, apakah daun itu bisa kembali? Nggak, kan? Kalau pun bisa, pasti keadaannya tak akan sesempurna seperti sedia kala.
Aku mencoba realistis, agar tak ada lagi yang tersakiti. Memang ya, rasio tak akan pernah bisa bersatu dengan perasaan. Tapi, aku yakin mereka saling mengimbangi.
Sesuatu yang tak akan kembali, kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar